Kadang, tak semua yang kita inginkan bisa terwujud. Tak lain
dan tak bukan karena itu salah satu bagian dari rentetan mata rantai dalam
siklus seseorang. Tak pernah terpikir untuk melawan kehendak yang sudah pasti
akan datang dan menyapa kita. Mungkin tak semuanya berupa kesenangan, tapi tak
juga terdiri atas kesedihan. Tak ada yang tahu sampai kapan hidup dengan
kesenangan itu akan berakhir,dan bagaimana pula kesedihan itu akan berganti.
Tak dapat ku yakini, tak dapat juga tuk di sangkal. Masih
banyak di sekitar kita yang kurang berkecukupan. Tak perlu jauh-jauh ke
kota-kota besar untuk melihat gelandangan berkeliaran, meratapi bagaimana
pengemis berusaha tersenyum di balik penatnya jalan, dan bagaimana para
pengamen mendendangkan akustiknya agar orang lain melirik.
Sempat terbesit dalam benak, sampai kapan hal memilukan
seperti itu harus terus kita tonton?
Saya mungkin orang yang paling egois, di kala orang lain
berusaha untuk menghindari zaman yang sewaktu-waktu dapat menggusur mereka.
Saya hanya menghabiskan waktu untuk meratapi perasaan yang tak karuan. Sampai
titik tertentu ku menyadari, bahwa tiap orang hidup dengan masalahnya
masing-masing.
Tak mungkin kita bertahan dengan semua siksaan hidup jika kita
tak mampu menanganinya.
Ya, bagi kalian yang belum menemukan jawaban atas semua yang
di pertanyakannya. Bagi mereka yang masih mengurung diri dari kehidupan. Bagi
mereka yang masih berjalan dalam derasnya arus. Dan bagi mereka yang sudah
putus dalam perjuangannya.
Satu kata yang ingin ku sampaikan…
SABAR!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar